Skip to main content

Dari game mobile hingga esports, ekosistem gaming di Indonesia semakin ramai dan dinamis. Hal ini membuat startup Indonesia mulai menunjukkan kemampuan mereka untuk bersaing dengan developer internasional. Kini, fokus mereka tidak hanya pada inovasi game itu sendiri, tetapi juga pada model bisnis kreatif yang bisa menarik pemain sekaligus mendatangkan pendapatan.

Beberapa studio mengadopsi strategi free-to-play, model berlangganan, hingga kolaborasi dengan brand dan sponsor turnamen esports. Meski menghadapi tantangan seperti persaingan global dan keterbatasan pendanaan, peluang bagi developer lokal tetap terbuka lebar—terutama bagi mereka yang bisa memanfaatkan tren digital terbaru dan menyesuaikan dengan selera gamer Indonesia yang terus berubah.

Contents

Apa Itu Startup Gaming?

Startup gaming adalah perusahaan rintisan yang bergerak dalam bidang pengembangan dan distribusi game digital serta solusi terkait seperti platform streaming, e-sports, dan teknologi pendukung lain dalam ekosistem game. Di Indonesia, keberadaan startup gaming meliputi developer game, platform distribusi, serta event organizer e-sports yang memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau pasar lokal dan global.

Gambaran Umum Industri Gaming di Indonesia

Indonesia kini menjadi salah satu pasar gaming terbesar di Asia Tenggara. Pada 2025, jumlah gamer di tanah air diperkirakan mencapai 192,1 juta orang, atau sekitar 43% dari total populasi gamer di Asia Tenggara. Angka ini jelas menunjukkan potensi pasar yang sangat besar bagi industri gaming lokal. Nilai pasar game Indonesia sendiri diperkirakan mencapai Rp30 triliun, menjadikannya yang terbesar di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-15 secara global.

Beberapa startup lokal, seperti Agate Studio dan Toge Productions, bahkan berhasil menembus pasar internasional dengan game buatan mereka yang mendapat pengakuan global. Tak hanya gaming, tren serupa juga terlihat di sektor lain seperti startup e-commerce Indonesia yang memanfaatkan platform digital untuk mendukung distribusi produk kreatif, termasuk merchandise game.

Model Bisnis Startup Gaming di Indonesia

1. Free-to-Play dengan In-App Purchase

Model ini memungkinkan pemain untuk mengunduh dan memainkan game secara gratis, namun menawarkan pembelian item dalam game seperti skin, karakter, atau akses premium. Contoh game dengan model ini adalah “Mobile Legends” dan “PUBG Mobile”.

2. Subscription atau Berlangganan

Beberapa game menawarkan model berlangganan yang memberikan pemain akses ke konten eksklusif, item langka, atau keuntungan lainnya. Model ini sering digunakan oleh game dengan konten yang terus diperbarui secara berkala.

3. Sponsorship dan Iklan

Kerja sama dengan brand atau perusahaan lain melalui sponsorship atau iklan dalam game menjadi salah satu sumber pendapatan bagi developer. Contohnya adalah iklan yang muncul sebelum atau setelah sesi permainan.

4. Game-as-a-Service (GaaS)

Model ini fokus pada penyediaan konten dan pembaruan secara berkala untuk menjaga agar pemain tetap terlibat dalam game. Contohnya adalah game seperti “Fortnite” yang terus menghadirkan event dan pembaruan untuk mempertahankan minat pemain.

Model Bisnis Startup Gaming Indonesia

Model BisnisDeskripsiContoh Startup
Developer GameMembuat dan memasarkan game untuk berbagai platformAgate, Toge Productions
Platform Distribusi GameMenyediakan layanan distribusi game digital dan komunitasLokapala (platform lokal)
Event Organizer E-sportsMenyelenggarakan kompetisi dan turnamen e-sportsEVOS Esports
Layanan Pendukung GamingTeknologi pendukung seperti cloud gaming, streaming, dan analyticsGameChanger, Xsolla

Tantangan yang Dihadapi Startup Gaming

1. Pendanaan yang terbatas

Sektor pengembangan game di Indonesia sempat mengalami lonjakan investasi pada 2023, tetapi sepanjang 2024–2025 terlihat adanya penurunan aliran dana baru. Kondisi ini menjadi tantangan bagi startup lokal untuk mengembangkan proyek baru atau memperluas jangkauan game mereka.

2. Persaingan global 

Game internasional yang sudah mapan sering menjadi pesaing berat bagi developer lokal. Kehadiran game dengan kualitas tinggi dan strategi pemasaran global membuat startup Indonesia harus bekerja ekstra untuk menarik perhatian gamer tanah air.

3. Regulasi dan kebijakan

Beberapa regulasi terkait industri game di Indonesia masih belum sepenuhnya mendukung pengembangan startup. Hal ini mencakup aturan pajak, konten digital, hingga prosedur izin, yang kadang menyulitkan developer baru untuk beroperasi dengan leluasa.

4. Keterbatasan SDM 

Kekurangan tenaga ahli di bidang pengembangan game, desain grafis, dan animasi menjadi kendala lain. Banyak startup kesulitan mencari profesional yang terampil, sehingga proses pembuatan game bisa lebih lambat dan biaya produksi meningkat.

Peluang dan Prospek Masa Depan

1. Pertumbuhan Jumlah Gamer

Jumlah gamer di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga permintaan terhadap konten game lokal juga ikut naik. Hal ini membuka peluang besar bagi developer untuk menghadirkan game yang sesuai dengan selera pemain Indonesia, baik dari sisi cerita, gameplay, maupun budaya lokal

2. Dukungan Pemerintah

Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menargetkan industri game sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan kontribusi hingga 8%. Dukungan ini terlihat dari berbagai program dan inisiatif untuk mendorong pengembangan game lokal, termasuk bantuan pendanaan, pelatihan, dan promosi di kancah internasional.

3. Inovasi dan kreativitas

Developer lokal semakin kreatif dalam menciptakan game yang tidak hanya menarik, tetapi juga mampu memikat pemain. Mereka terus bereksperimen dengan berbagai genre, grafis, dan mekanisme permainan agar sesuai dengan tren global sekaligus tetap relevan dengan budaya Indonesia.

4. Kolaborasi dan kemitraan

Kerja sama antara developer lokal dengan perusahaan teknologi besar maupun investor membuka banyak peluang baru dalam pengembangan game. Kolaborasi ini memungkinkan startup untuk memanfaatkan teknologi terbaru, memperluas jaringan distribusi, dan meningkatkan kualitas game sehingga bisa bersaing di pasar internasional.

FAQ tentang Startup Gaming Indonesia

1. Apa yang dimaksud dengan model bisnis Free-to-Play?

Model bisnis Free-to-Play memungkinkan pemain untuk mengunduh dan memainkan game secara gratis, namun menawarkan pembelian item dalam game seperti skin, karakter, atau akses premium.

2. Apa perbedaan startup gaming dengan perusahaan game konvensional?

Startup gaming biasanya lebih fokus pada inovasi, teknologi digital terbaru, dan model bisnis fleksibel dibanding perusahaan game konvensional yang lebih mapan dan terstruktur.

3. Apakah startup gaming Indonesia bisa bersaing di pasar global?

Ya, dengan kualitas produk yang terus ditingkatkan dan dukungan teknologi digital, beberapa startup gaming Indonesia sudah berhasil menembus pasar global.

Leave a Reply