Pernah bertanya-tanya mengapa beberapa startup Indonesia bisa dengan cepat menarik perhatian investor, sementara yang lain justru kesulitan mendapatkan pendanaan? Investor menilai startup bukan hanya dari ide yang terdengar “keren”, tetapi juga dari potensi bisnis, kekuatan tim, dan arah pertumbuhan yang jelas.
Bagi para founder muda yang sedang membangun startup perlu memahami hal-hal yang dicari investor agar bisa benar-benar menarik pendanaan, bukan hanya bermimpi. Investor biasanya memperhatikan lima aspek utama sebelum memutuskan untuk menanamkan modal pada sebuah startup.
Contents
5 Hal yang Investor Selalu Cari dari Startup
1. Ide Bisnis yang Relevan dan Punya Solusi Nyata
Investor ingin memastikan startup Anda benar-benar hadir untuk menjawab masalah nyata di masyarakat. Ide yang tidak relevan dengan kebutuhan pengguna atau tanpa dasar yang kuat biasanya dinilai kurang memiliki nilai jangka panjang.
Investor menilai sejauh mana solusi yang Anda tawarkan memberikan dampak dan diterima luas oleh pasar. Misalnya, Gojek menarik perhatian investor sejak awal karena menghadirkan solusi transportasi yang cepat, aman, dan mudah diakses dengan potensi pertumbuhan besar.
2. Pasar yang Luas dan Potensi Pertumbuhan
Investor tidak hanya menilai seberapa menarik ide bisnis Anda, tetapi juga seberapa besar potensi pasar yang Anda sasar (market size). Mereka ingin tahu apakah pasar tersebut cukup besar dan berkembang untuk menopang pertumbuhan bisnis dalam 5 hingga 10 tahun ke depan.
Startup yang menargetkan pasar luas dengan peluang ekspansi lintas sektor biasanya lebih mudah menarik perhatian investor. Karena itu, penting bagi founder untuk melakukan analisis pasar dan segmentasi pengguna secara mendalam agar strategi bisnis terlihat lebih meyakinkan.
3. Tim yang Kompeten dan Kompak
Salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah startup adalah tim di baliknya.
Investor ingin memastikan bahwa Anda memiliki orang-orang yang tepat untuk mengeksekusi ide dengan efektif. Tim dengan latar belakang yang saling melengkapi, seperti teknologi, pemasaran, dan keuangan, menunjukkan kesiapan operasional yang kuat.
Selain keahlian, hubungan yang solid antar-founder juga menjadi indikator penting. Tim yang memiliki komunikasi baik dan visi yang sama cenderung lebih stabil dan tahan menghadapi tekanan, terutama di masa-masa kritis pertumbuhan bisnis.
4. Model Bisnis yang Jelas dan Berkelanjutan
Investor membutuhkan jaminan bahwa startup Anda memiliki arah yang jelas menuju profitabilitas. Model bisnis yang tidak terdefinisi dengan baik atau terlalu bergantung pada promosi semata sering kali membuat investor ragu untuk menanamkan modal. Sebelum mencari pendanaan, jelaskan bagaimana startup menghasilkan pendapatan dan strategi monetisasi yang Anda gunakan.
Investor lebih tertarik pada startup yang mengembangkan model bisnis sederhana namun fleksibel, dibandingkan pada konsep yang kompleks dan sulit diterapkan. Contohnya, Startup E-commerce Indonesia yang sukses umumnya fokus pada efisiensi rantai pasok dan pengalaman pengguna, bukan sekadar diskon besar.
5. Traction dan Potensi Skalabilitas
Investor ingin melihat bukti pertumbuhan nyata, meski skalanya masih kecil. Indikator seperti jumlah pengguna aktif, peningkatan pendapatan, hingga kerja sama strategis dapat menunjukkan bahwa startup Anda sedang berada di jalur yang benar.
Dalam dunia pendanaan, istilah traction menunjukkan seberapa jauh pasar menerima produk Anda. Traction membuktikan bahwa solusi yang Anda tawarkan relevan dan dibutuhkan. Semakin konsisten pertumbuhan dan loyalitas pengguna, semakin besar pula kepercayaan investor untuk terlibat lebih jauh.
Tahapan yang Diamati Investor Saat Menilai Startup
| Tahap | Fokus Utama | Bukti yang Dicari Investor |
| Ideation | Menemukan masalah & solusi | Keunikan ide |
| Validation | Uji pasar & pengguna awal | Feedback positif |
| MVP | Produk awal & testing | User engagement |
| Growth | Pengembangan & ekspansi | Pertumbuhan pengguna |
| Scale-Up | Monetisasi & keberlanjutan | Laporan finansial positif |
Kesalahan Umum yang Bikin Investor Ragu
1. Tidak Punya Data Validasi Pasar
Banyak founder langsung mengembangkan produk sebelum memastikan pasar benar-benar membutuhkan ide mereka. Padahal, bagi investor, bukti bahwa produk atau layanan memiliki peminat nyata adalah hal yang sangat penting untuk menunjukkan potensi keberhasilan bisnis.
Data dari hasil survei, uji coba pengguna, maupun testimoni awal dapat menjadi indikator validasi yang kuat di mata investor. Semakin konkret bukti yang Anda miliki, semakin besar pula keyakinan investor bahwa bisnis Anda memiliki potensi untuk tumbuh dalam jangka panjang.
2. Pitch Deck Terlalu Teknis
Founder sering membuat pitch deck yang terlalu penuh dengan istilah teknis, sehingga investor kesulitan memahaminya. Padahal, mereka tidak hanya ingin tahu bagaimana produk Anda bekerja, tetapi juga bagaimana bisnis tersebut dapat menghasilkan pendapatan dan bertahan di pasar yang kompetitif.
Alih-alih menjelaskan detail teknis secara mendalam, sampaikan narasi bisnis yang sederhana namun tetap menggugah. Ceritakan masalah yang ingin Anda selesaikan, siapa target pasarnya, dan mengapa sekarang adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan produk tersebut.
3. Kurang Memahami Kompetitor
Banyak startup mengira ide mereka benar-benar baru, padahal pemain lama sudah mengisi pasar dengan produk serupa. Kurangnya riset kompetitor membuat founder kesulitan memahami posisi bisnisnya di tengah persaingan.
Investor menilai kemampuan Anda memahami lanskap industri secara menyeluruh dan strategi diferensiasi yang Anda terapkan. Menunjukkan keunikan dan arah yang kuat akan meningkatkan kepercayaan bahwa startup Anda mampu bertahan dan tumbuh di pasar yang kompetitif.
4. Tidak Punya Rencana Keuangan Jangka Panjang
Investor tidak hanya menanamkan modal pada ide, tetapi juga pada visi dan strategi keuangan yang mendukungnya. Tanpa rencana keuangan yang matang, sulit bagi mereka menilai apakah bisnis Anda layak bertahan dalam jangka panjang.
Banyak startup gagal bukan karena kurangnya ide, melainkan karena pengelolaan arus kas yang lemah. Dengan menyiapkan proyeksi keuangan yang realistis, Anda menunjukkan bahwa startup siap tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab secara finansial.
FAQ tentang Investor dan Startup
1. Apa yang harus disiapkan sebelum pitching ke investor?
Siapkan pitch deck yang ringkas tapi kuat, mencakup masalah, solusi, pasar, model bisnis, dan traction. Jangan lupa, latihan presentasi agar pesan tersampaikan dengan jelas.
2. Apakah investor mau mendanai startup yang baru berdiri?
Bisa saja, jika ide dan timmu meyakinkan. Banyak investor tahap awal (angel investor) justru mencari startup dengan potensi tinggi meski masih di fase awal.






