Tidak banyak media cetak yang dapat bertahan di era sekarang. Bahkan media-media cetak yang terkenal sudah tinggal menunggu jadwal penutupan. Meskipun demikian, media digital tidak lantas menjadi lebih mudah bersaing. Persaingan media saat ini memang terbilang cukup ketat. Jika dulunya media bersaing di kelasnya masing-masing maka saat ini semua media seperti tertumpah dalam satu pasar yang sama.
Kebutuhan informasi yang semakin tinggi memaksa pengusaha media untuk melakukan inovasi. Maka yang tidak berinovasi akan terkena disrupsi. Era digital juga sudah mengubah cara pandang masyarakat akan akses informasi. Detik.com pada tahun 2001 menjadi pelopor lahirnya media online di Indonesia. Di balik pertumbuhan media online, sekitar 10 tahun yang lalu, ada banyak pertanyaan dari berbagai pihak.
Darimana media online itu hidup dan mendapatkan penghasilan? Seberapa besar keuntungan yang bisa diraih dari media online? Setidaknya ada x cara bagi sebuah media online untuk mendapatkan penghasilan.
Baca juga: Tips Memulai Perusahaan Media Digital
Contents
Sumber Pendapatan Media Online
Berikut ini cara media online atau situs berita dalam menghasilkan uang:
1. Paywall
Paywall menjadi cara monetisasi yang pernah dan mulai dikembangkan oleh situs-situs berita. Paywall adalah sistem berlangganan yang menarik pembayaran pada pembaca atau user. Hanya pelanggan yang dapat mengakses atau membaca konten yang utuh. Paywall mulai digunakan pada tahun 1996. Beberapa media sukses untuk menjalankannya tetapi beberapa implementasi paywall juga gagal serta tidak diteruskan.
Resiko yang diterapkan untuk metode monetisasi ini adalah kehilangan pembaca seperti yang terjadi pada Times yang kehilangan hampir 90% pembaca. Paywall merupakan sejarah. Itulah mengapa online media harus bereksplorasi dan menemukan cara baru untuk mendapatkan revenue. Online media sudah mencoba dengan cara melindungi konten namun itu tidak berhasil.
Paywall akan berhasil kalau semua media online menerapkannya. Karena tidak kompak, maka pembaca akan beralih ke situs lainnya yang menyediakan konten yang benar-benar gratis. The Washington Post telah menerapkan sistem paywall untuk akses konten. Dengan menggunakan sistem paywall, pembaca The Post akan disuguhi dengan beberapa artikel gratis sebelum nantinya dikenai biaya berlangganan.
Strategi ini diterapkan menyusul turunnya pemasukan dari koran nomor wahid di Amerika Serikat tersebut seperti yang dikabarkan oleh Wall Street Journal. Selain Post, Newsweek Daily Beast Co juga mengumumkan akan mengimplementasikan paywall. Tetapi langkah ini masih menjadi bahan perdebatan.
Di Indonesia, harian Kompas lewat web resmi Kompas.id sejak tahun 2017 memberlakukan sistem berbayar dan mengenakan biaya Rp 98.000/bulan atau sekitar USD 7 pada pelanggannya untuk paket lengkap. Pelanggan bisa mengakses Kompas.id tanpa batas, membaca isi harian Kompas versi paper sekaligus berlangganan harian Kompas versi cetak.
2. Google Adsense
Adsense atau iklan Google menjadi sumber utama pendapatan situs berita. Para blogger juga mengandalkan AdSense untuk monetisasi blognya. Iklan Google mendominasi halaman-halaman berita detik.com, tribunnews.com, Kompas.com, liputan6.com dan lainnya. Kehadiran berbagai iklan di situs berita bisa dihitung dengan jari.
Selain Google AdSense, saat ini banyak iklan online sejenis seperti AdNow dan Advernative. Jaringan iklan alternatif AdSense juga banyak.
Baca juga: Mengenal Bisnis Agensi Digital Marketing Dan Jasa Yang Ditawarkan
3. Sponsored Content
Artikel, video atau grafis yang dimuat di situs berita dapat menggaet sponsor. Pada media cetak dulu sangat popular iklan berupa berita atau artikel yang sering disebut dengan advertorial. Format ini juga berlaku di media online.
Misalnya saja situs berita Tirto yang sering menampilkan infografis dari brand tertentu. Detik juga pernah menampilkan berita tentang BNI yang memfasilitasi pekerja migran.
Tren online marketing yang berupa pemasaran konten (content marketing) merupakan peluang untuk situs berita mendapatkan penghasilan dari sponsored content. Banyak pelaku bisnis yang memasang iklan berupa content placement.
4. Iklan Banner
Banner Ads merujuk pada iklan lokal atau iklan yang dipasang langsung oleh pihak pemasang iklan situs berita. Iklan ini biasanya berupa iklan banner. Tarifnya sangat bervariasi antara satu media dengan yang lain.
Biasanya hanya brand-brand besar yang berani memasang iklan di banner utama atau head banner online karena tarifnya tinggi dan cukup premium. Selain itu, banner ucapan dari profil kepala dinas atau kepala daerah tertentu untuk personal branding seorang tokoh public.
Tips Memulai Bisnis Media Online Independen
No | Tips dalam Memulai Bisnis Media Online Independen |
1 | Menjadi lebih niche untuk mendapatkan community engagement |
2 | Mengawali dari media sosial |
3 | Memperbaiki strategi konten |
5. Community Engagement
Jenis iklan ini mamang masih sangat jarang digunakan oleh media online Indonesia. Karena untuk menerapkan jenis iklan ini, basis pembaca situs sudah harus benar-benar kuat serta memiliki komunitas dengan basis user atau reader yang solid.
Sekalipun belum terlalu massif diterapkan, tetapi sudah ada beberapa media online yang menghidupkan penghasilan sebuah situs dengan konsep ini. Salah satunya adalah Kompasiana. Pada model bisnis ini, pihak pengiklan akan mendanai kegiatan online ataupun offline dari komunitas yang dimiliki media online tertentu baik yang berbentuk event sponsorship, forum sponsorship atau online actication.
Dengan model bisnis community engagement pesan-pesan dengan konotasi iklan dapat disampaikan lewat spanduk, swag, poster atau material cetak lain yang menampilkan logo atau slogan pengiklan tersebut.
Baca juga: Peluang Bisnis Untuk Yang Hobi Nulis
6. Community Insight
Model bisnis yang satu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan community engagement. Bedanya, produk atau brand tertentu menjadikan komunitas sebuah media online lebih sebagai obyek research yang disebut brand and competitor research atau obyek survey yang disebut dengan consumer survey.
Untuk beberapa kebutuhan marketing tertentu, beberapa anggota komunitas juga dikumpulkan secara online untuk survey/research yang lebih terfokus dengan konsep FGD (focus discussion group). Konsep ini lebih sering digunakan oleh media online yang memiliki forum pribadi seperti Viva, Kompas dan Detik.
Konsep monetizing dengan community insight memang seringkali menjadi sumber penghasilan yang besar. Tetapi untuk menciptkan itu, dibutuhkan waktu yang lama dan harus diawali dengan membangun traffic lebih dulu.