Memulai bisnis start up (rintisan) lebih mudah dibandingkan dengan membangun bisnis konvensional. Kemajuan teknologi serta kemudahan peraturan dari pemerintah merupakan hal yang membuat pendirian bisnis start up menjadi lebih mudah.
Saat ini, sudah banyak bisnis start up sukses di Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak, Traveloka. Hal tersebut memacu banyak orang untuk berlomba mendirikan perusahaan rintisan.
Bagaimanapun juga, orang-orang yang tergolong masih mudah memiliki tingkat kreativitas dan inovasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang lebih tua. Jika potensi sebesar itu hanya didiamkan saja, maka rasanya sangat disayangkan.
Baca Juga: Peluang Bisnis Startup: Inilah Tren Bisnis Startup Terbaru
Contents
Kelebihan & Kekurangan Bisnis Start Up
No | Kelebihan | Kekurangan |
1 | Tidak Membutuhkan Lokasi Strategis | Tuntutan Selalu Bekerja |
2 | Pangsa Pasar yang Lebih Luas | Jam Kerja yang Tidak Menentu |
3 | Modal yang Lebih Rendah | Ada banyak tantangan yang Harus Dihadapi |
4 | Punya Banyak Sumber untuk Belajar | Proses hiring yang cepat |
5 | Bisa Menyelesaikan Permasalahan dari Banyak Orang | Harus selalu update & inovatif |
Sebenarnya apa saja kelebihan & kekurangan mendirikan bisnis rintisan (start up)?
Kelebihan Bisnis Start Up
1.Tidak Membutuhkan Lokasi Strategis
Perusahaan start up/rintisan berbeda dengan bisnis konvensional. Perusahaan start up tidak membutuhkan lokasi yang strategis. Ini karena bisnis start up lebih mengandalkan teknologi internet. Seperti yang anda tahu, kantor dengan lokasi yang strategis memiliki biaya sewa yang cukup besar. Jika mendirikan bisnis start up, maka biaya sewa kantor bisa dialokasikan untuk kepentingan lainnya misalnya untuk biaya iklan atau gaji karyawan.
2. Pangsa Pasar yang Lebih Luas
Karena lebih mengandalkan teknologi internet, maka operasional maupun pangsa pasar tidak terbatas dengan jarak. Anda bisa menjangkau orang-orang di belahan dunia manapun. Mereka bisa memanfaatkan produk yang anda jual.
Ini tentu berbeda dengan bisnis konvensional yang lebih mengandalkan lokasi. Pangsa pasar bisnis konvensional terbatas pada letak geografis yang tidak mencakup wilayah yang lebih luas.
Baca Juga: Pilihan Pendanaan Untuk Meningkatkan Modal StartUp Untuk Bisnis Anda
3. Modal yang Lebih Rendah
Seperti yang sudah dijelaskan, bisnis start up tidak membutuhkan biaya sewa tempat, membeli inventaris kantor sehingga modal usaha yang dibutuhkan untuk bisnis ini terbilang lebih rendah.
Kita seringkali mendengar bahwa salah satu kendala membuka sebuah bisnis adalah modal yang terbatas. Tetapi hal tersebut sudah bisa diatasi dengan kemunculan perusahaan start up atau perusahaan rintisan.
4. Punya Banyak Sumber untuk Belajar
Jumlah perusahaan start up atau perusahaan rintisan di seluruh dunia sudah sangat banyak sehingga banyak pula pebisnis yang ingin membagikan ilmu dan pengalamannya dalam membangun usaha jenis start up atau rintisan tersebut.
Anda bisa mempelajarinya dari berbagai media seperti YouTube, media sosial atau portal berita. Dan semuanya bisa anda dapatkan secara gratis tanpa mengeluarkan uang sepese pun!
Hal seperti ini mungkin masih sulit didapatkan ketika dunia start up masih belum berkembang sepesat sekarang.
5. Bisa Menyelesaikan Permasalahan dari Banyak Orang
Keinginan untuk menolong bisa diwujudkan dengan mendirikan perusahaan start up. Anda tidak hanya menolong satu orang namun banyak orang sekaligus. Dengan memulai sebuah usaha start up, anda tidak perlu meluangkan banyak waktu serta tenaga karena bsinis kita bisa membantu banyak orang untuk mengatasi permasalahannya.
Misalnya saja Tokopedia yang bisa membuat seseorang berbelanja dengan mudah tanpa harus ke luar rumah.
Hal-hal seperti itu sudah membantu kita untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat selama ini.
Kekurangan Bisnis Start Up
1. Tuntutan Selalu Bekerja
Sebagian besar perusahaan start up bekerja hampir seminggu penuh dan nyaris seharian penuh sehingga karyawan harus bekerja kapan saja dan dimana saja. Ini juga berlaku untuk pegawai baru. Anda sebagai pemilik juga harus menghubungi karyawan kapan saja dia dibutuhkan baik lewat pesan, telepon ataupun email tentang pekerjaan dalam waktu yang terduga pada akhir pekan atau bahkan tengah malam. Ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan besar dimana pekerjaan sudah punya jadwal masing-masing.
Baca juga: Mengenal Softbank, Perusahaan Raksasa Jepang Investor Startup Dunia
2. Jam Kerja yang Tidak Menentu
Perusahaan start up memang dikenal sebagai perusahaan yang memberlakukan jam kerja fleksibel dimana karyawan boleh mulai bekerja kapan saja namun total kerja harus tetap 8 jam. Ini semua tergantung dengan kebijakan dari masing-masing perusahaan. Ada yang menerapkan jam masuk saklek atau ada juga yang tidak.
Hal ini berdampak pada kinerja karyawan yang kurang disiplin karena setiap karyawan bisa saja memulai jam kerja yang berlainan.
3. Tantangan yang Harus Dihadapi
Ketika sebuah perusahaan start up berkembang maka tingkat kedisiplinan yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Founder start up juga harus punya jiwa leadership. Banyak founder yang masih muda harus menghadapi proses hiring yang sangat cepat. Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam bisnis start up/rintisan ini. Jika anda memang ingin menggeluti bisnis ini, usahakan pikirkan dengan matang.
Pada dasarnya, masing-masing bisnis punya resiko tersendiri. Jika anda adalah sosok yang kreatif, inovatif dan senang dengan tantangan, maka mendirikan start up bisa menjadi hal yang menarik.