Ketika membicarakan valuasi, maka yang terlintas pertama kali dalam pikiran mungkin sebuah startup. Padahal valuasi merupakan factor yang menjadi penanda keberhasilan bisnis secara umum. Bisnis bisa diukur potensi perkembangannya dengan valuasi. Bahkan ketika hendak mencari suntikan dana, valuasi perusahaan itu yang menjadi acuan utama investor.
Karena startup memang perusahaan yang paling sering membutuhkan dana maka tidak mengherankan istilah valuasi ini lekat dengan startup. Pada artikel ini akan dibahas dengan lengkap mengenai valuasi mulai pengertian, cara menghitung valuasi hingga level valuasi start up.
Baca juga: Deretan Startup Unicorn Indonesia Yang Harus Diketahui
Contents
Apa itu Valuasi?
Valuasi adalah perhitungan nilai sebuah perusahaan dengan melihat kualitas manajemen, struktur permodalan, jumlah asset serta proyeksi pendapatan. Valuasi sangat penting untuk semua perusahaan baik besar ataupun kecil, khususnya yang masih membutuhkan pendanaan untuk berkembang. Mengapa demikian?
Sebagai contoh ketika sebuah perusahaan startup dihadapkan pada proses akuisisi, perusahaan tersebut jadi mengetahui berapa kisaran harga yang ditawarkan kepada calon pembeli berdasarkan valuasi yang dimiliki.
Contoh lainnya adalah ketika performa perusahaan menurun, pemilik jadi tahu kapan waktu yang tepat untuk menjual perusahaan dengan harga yang ideal sebelum kondisi semakin buruk dan nilainya jatuh.
Cara Menghitung Valuasi Perusahaan
Ada beberapa metode penghitungan nilai jual perusahaan. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Perbandingan Pasar
Jika ingin mengetahui valuasi perusahaan, perbandingan pasar merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Metode ini dilakukan dengan membandingkan bisnis anda dengan competitor yang penghasilnnya hampir sama. Startup anda bergerak di industri F&B dimana competitor anda memiliki valuasi Rp 150 juta. Maka valuasi anda diperkirakan juga pada kisaran Rp 150 juta.
Cara ini hanya sekadar estimasi karena masih banyak factor lainnya yang mempengaruhi valuasi misalnya hutang dan pajak.
2. Valuasi Aset
Nilai asset perusahaan adalah factor yang menentukan valuasi. Untuk menghitungnya, anda harus mengurangi total nilai asset dengan total hutang yang dimiliki. Jad, jika total asset bisnis anda Rp 1 miliar dan total hutangnya Rp 300 juta, maka valuasi asset anda adalah Rp 700 juta. Metode ini dapat mengukur valuasi dengan cepat. Sayangnya, ini kurang begitu akurat karena tidak memperhitungkan factor lainnya seperti awareness konsumen terhadap bisnis.
3. Discounted Cash Flow
Berbeda dengan valuasi asset yang memperhitungkan data yang ada saat ini, discounted cash flow menggunakan perkiraan arus kas di masa mendatang. Untuk menggunakan metode ini, anda harus memperkirakan jumlah pendapatan serta pengeluaran untuk beberapa waktu ke depan. Setelah itu, kurangi jumlah itu dengan total pendapatan serta pengeluaran saat ini. Hasilnya adalah net present value yang menunjukkan nilai ekonomi bisnis.
Perkiraan arus kas – Arus kas saat ini
Discounted cash flow digunakan jika anda ingin benar-benar meyakinkan investor. Dengan prediksi arus kas yang terus membaik, maka potensi perkembangan bisnis juga diperkirakan meningkat.
Baca juga: Apa Itu Business Model Canvas Dan Bagaimana Cara Membuatnya?
4. Revenue
Untuk menggunakan metode perhitungan ini, maka kalikan jumlah pendapatan kotor tahun sebelumnya dengan industri multiplier. Jika pendapatan anda Rp 300 juta dan multipliernya 4 maka artinya valuasi perusahaan anda sebesar Rp 1,2 milyar. Versi lain dari metode revenue yaitu mengalikan pendapatan sebelum bunga dan pajak atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi dengan industry multiplier.
Empat perhitungan di atas akan mempermudah perusahaan untuk mengetahui valuasi yang dimiliki. Khususnya bagi startup, valuasi akan membantu untuk menentukan level startup tersebut.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Valuasi
No | Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Valuasi |
1 | Stabilitas bisnis: Ini tidak hanya diukur dari penjualan namun juga pertambahan pengguna sampai dengan |
2 | Pendanaan: Pendanaan juga bisa mempengaruhi valuasi. Nilai jual bisnis bisa bertambah dengan peningkatan profit |
3 | Keberhasilan model bisnis: factor lain yang mempengaruhi nilai jual startup karena model bisnis yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen gagal menghasilkan pendapatan |
4 | Kualitas SDM: Kualitas sumber daya manusia sebuah startup juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan |
5 | Aset: Aset yang dimiliki perusahaan sangat mempengaruhi valuasi seperti peralatan, kendaraan dan bangunan |
6 | Persaingan industry: Jika startup anda lebih menjanjikan dibandingkan dengan competitor pada niche bisnis yang sama maka valuasi akan meningkat |
Level Valuasi Startup dan Contohnya
Unicorn mungkin menjadi level startup yang paling popular namun bukan hanya itu saja gelar bagi valuasi perusahaan start up. Inilah daftar lengkapnya:
1. Cockroach
Level ini diberikan pada setiap startup baru karena nilai ekonominya masih rendah. Meskipun demikian, sebutan cockroach atau kecoa juga memiliki arti lain yaitu karena evluasi yang rendah maka startup baru biasanya gigih dalam berusaha untuk mengembangkan bisnisnya.
2. Pony
Jenis kuda berukuran kecil ini menggambarkan startup yang nilai ekonominya mencapai Rp 140 miliar. Dalam level ini, startup sudah berhasil berkembang. Jika bisa mempertahankan kondisinya maka perusahaan bergelar pony ini biasanya mudah untuk menarik perhatian investor.
3. Centaur
Setelah mencapai nilai ekonomi Rp 1,4 triliun, maka startup disebut dengan centaur. Ini adalah tanda bahwa perusahaan semakin matang serta melangkah menuju level unicorn. Beberapa perusahaan Indonesia yang memiliki level centaur adalah Halodoc, Blibli dan Ruang Guru.
Baca juga: Strategi Berbisnis Agar Terhindar Dari Kerugian
4. Unicorn
Level selanjutnya setelah Centaur adalah unicorn. Beberapa perusahaan startup dengan level Unicorn saat ini adalah Traveloka, Xendit dan J&T. Untuk bisa mencapai level ini, maka valuasi startup harus setidaknya Rp 14,1 triliun.
5. Decacorn
Jika nilai ekonomi perusahaan mencapai Rp 140 triliun, maka levenya adalah decacorn. Melihat nominalnya yang sangat tinggi maka tidak mengherankan jika belum banyak startup unicorn yang naik kelas ke level ini. Saat ini, Gojek baru menjadi satu-satunya decacorn di Indonesia. Di luar negeri, ada beberapa perusahaan decacorm yang sudah dikenal luas. Beberapa di antaranya adalah Uber, SpaceX dan Canva.
6. Hectocorn
Level valuasi startup tertinggi adalah hectocorn yang nilai ekonominya mencapai Rp 1.400 triliun. Tinggi sekali, bukan? Saat ini, perusahaan yang sudah mencapai level hectocorn adalah ByteDance, perusahaan yang ada di balik TikTok.