Product development menjadi suatu hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Kalau dilihat dari asal katanya, ‘product’ artinya produk dan ‘development’ yang artinya pengembangan. Singkatnya, product development bisa diartikan sebagai pengembangan produk. Tetapi mengapa suatu Perusahaan harus melakukan product development dan apa saja tahapannya?
Contents
Apa itu Product Development?
Product development adalah langkah-langkah pada proses pengembangan produk baru yang menggunakan suatu ide dan konsep yang disesuaikan dengan selera pasar. Proses ini adalah inti dari bagian pembuatan produk baru yang dimana jika tidak dilakukan dengan benar maka bisa berakibat membuat produk gagal di pasaran.
Sekitar 75% produk baru yang dibuat tanpa product development yang matang terbukti tidak laku di pasar. Misalnya jika suatu Perusahaan berencana membuat makanan instan dari microwave. Tujuannya yaitu supaya konsumen bisa mengkonsumsi makanan siap saji itu dengan praktis.
Bisa dibayangkan betapa kecewa setelah mengetahui bahwa kemasan tersebut ternyata tidak tahan panas. Akhirnya konsumen tetap harus menyiapkan tempat makan sendiri supaya bisa mengkonsumsi makanan tersebut. Ini tentunya tidak tercapai dengan tujuan awal dari pembuatan produk tersebut?
Inilah mengapa proses product development ini penting untuk dikerjakan supaya tercipta produk yang tepat sasaran.
Manfaat Product Development
Setelah mempelajari product development, berikut ini manfaat yang bisa didapatkan dengan membangun produk development:
1. Memberikan Value Baru untuk Pelanggan
Dengan product development, anda bisa menciptakan produk dengan fitur yang lebih baik dibandingkan dengan competitor anda dan bisa memberikan nilai lebih kepada konsumen. Hasilnya adalah pelanggan mempunyai alasan agar bisa beralih dari produk competitor ke produk anda.
2. Membuat Produk yang Bermanfaat
Product development bisa membantu anda dalam memahami bagaimana produk bisa digunakan oleh pelanggan dengan baik. Jadi, anda bisa membangun produk yang paling dibutuhkan oleh konsumen. Dengan demikian, ini tentunya bisa berpengaruh pada jumlah penjualan.
3. Menjaga Eksistensi dan Perkembangan Bisnis
Dengan terus membuat produk baru yang bisa berkembang menyesuaikan permintaan pasar, bisnis anda berpotensi untuk terus berjalan dengan lebih baik. Alasannya adalah supaya setiap produk yang dirilis bisa menjawab kebutuhan konsumen dikarenakan sudah terbentuk dari serangkaian product development yang tepat. Hal inilah yang bisa mencegah terjadinya produk gagal karena tidak ada pembeli.
Kapan Harus Dilakukan Product Development?
No | Kapan Perlu Dilakukan Product Development |
1 | Pertumbuhan melambat |
2 | Permintaan berkurang |
3 | Pelanggan berharap ada perubahan besar |
4 | Ada competitor baru |
5 | Competitor mulai meninggalkan pasar |
Proses Product Development
Setidaknya ada 8 tahapan dalam proses pembentukan product development yang perlu dilakukan antara lain:
1. Mengembangkan Ide dan Konsep
Kalau saat ini anda sedang menunggu kedatangan ide, anda sebaiknya jangan menunggu ide datang. Namun carilah ide itu salah satunya dengan menggunakan teknik SCAMPER model. SCAMPER model adalah teknik yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide dengan menjawab tujuh pertanyaan utama seputar produk.
Contoh elemen dalam SCAMPER ini meliputi:
- Substitute (apa saja bagian yang bisa diganti dari produk yang sudah ada?)
- Combine (fungsi dan bahan apa yang bisa dipadukan dalam suatu produk baru?)
- Adapt (cara apa yang bisa menciptakan atau mempromosikan produk baru sesuai dengan kebiasaan pelanggan saat ini?)
- Modify (Elemen produk apa yang bisa diperkuat dalam menciptakan produk baru?)
- Put another use (Hal apa yang bisa berfungsi yang dapat ditambahkan ke dalam produk baru anda?)
- Eliminate (Bagian mana dari pelanggan yang selalu dikeluhkan? Bisakah bagian produk yang bermasalah tersebut dihilangkan?)
2. Melakukan Riset untuk Validasi Produk
Setelah mengembangkan ide dan konsep, anda bisa melakukan riset pasar untuk mengetahui produk terbaik pada konsumen anda. Solusi yang dapat digunakan adalah dengan meminta testimoni dari calon pelanggan atau juga bisa riset dari competitor.
Beberapa cara yang bisa digunakan untuk riset adalah:
- Gunakan forum untuk mendapatkan testimoni
- Gunakan Google Trend untuk mengetahui tren pencarian produk di Google
- Pantau media sosial competitor
3. Membuat Sketsa Produk
Setelah anda mengetahui produk yang kira-kira sesuai pada kebutuhan pelanggan, pada tahapan ini, anda bisa membuat sketsa produk lengkap beserta material yang bisa digunakan dan fitur yang bisa dimasukkan.
4. Membuat Prototype Produk
Sketsa yang anda buat dapat dikembangkan dalam bentuk prototype produk. Tidak perlu langsung membuatnya dengan material utama. Contohnya adalah anda bisa membuat prototype dengan kertas karton dulu supaya bisa mendapatkan gambaran awal produk tersebut.
5. Melakukan Penyempurnaan Produk
Selanjutnya, sketsa yang bisa dibuat dapat dikembangkan dalam bentuk sebuah prototype produk. Tidak harus langsung membuatnya dengan material utama. Contohnya adalah anda bisa membuat prototype dengan kertas karton dulu supaya bisa mendapatkan gambaran awal produk tersebut. Tetapi dalam membuat prototype tidak bisa sekali jadi. Anda bisa melakukan penyempurnaan produk sambil terus menyesuaikan perkembangan dari permintaan pasar.
6. Mendesain Supply Chain
Setelah anda mendapatkan gambaran dari prototype yang pas pada produk yang akan diciptakan, proses product development selanjutnya adalah dengan mendesain supply chain. Ini penting untuk dilakukan karena semua hal yang dibutuhkan mulai dari proses produksi sampai ke distribusi yang dikuasai. Supply chain yang dimaksud ini tidak hanya berupa ketersediaan material tetapi juga sumber daya dan rekan kerja yang bisa mewujudkan produk tersebut misalnya vendor, supplier bahan, jasa pengiriman, kapasitas gudang dan desain aktivitas produksi.
7. Membuat Perencanaan Anggaran
Jika proses di atas sudah dikerjakan maka langkah selanjutnya anda bisa menentukan harga yang tepat pada produk anda. Tujuannya adalah supaya bisa memastikan harga produk bisa memberikan keuntungan yang besar namun tetap bisa bersaing dengan competitor. Proses perencanaan anggaran bisa dilakukan menyesuaikan pada jenis dan skala bisnis yang dimiliki.
Pada proses perencanaan anggaran, pastikan juga sudah tercantum semua biaya material dan pilihan pengiriman yang murah namun memiliki kualitas yang baik. Kemudian tentukan berapa banyak jumlah produk yang mau dibuat sebagai tahap awal. Ini tentu harus menyesuaikan anggaran pada bisnis anda.
Kalau semua detail biaya anggaran sudah sesuai strategi bisnis, anda bisa memulai membuat produk tersebut serta melanjutkan ke langkah lainnya.
8. Uji Pemasaran
Kalau produk sudah siap maka langkah selanjutnya adalah anda bisa melakukan uji pemasaran produk agar anda mengetahui daya tarik sebelum dipasarkan dalam skala luas. Salah satu caranya yaitu anda bisa memposting produk baru di media sosial. Buatlah iklah khusus. Setelah itu, anda bisa mengapati berapa banyak orang yang bisa melihat postingan anda dan berapa jumlah interaksi dari likes dan komen yang didapatkan.
9.Launching Produk
Ada banyak cara yang bisa digunakan dalam membuat event launching produk yang menarik. Pertama, anda bisa melakukan kolaborasi antar brand misalnya yang dilakukan oleh H&M dengan Erdem. Kolaborasi tersebut bisa membuat launch produk diserbu oleh banyak orang seperti kampanye limited edition yang digunakan. Kedua, kolaborasi dengan influencer dalam melakukan promosi pada produk anda agar bisa menjangkau market audiens dari influencer tersebut.