Skip to main content

Di tengah isu lingkungan yang semakin krusial, startup Indonesia yang bergerak di bidang green tech semakin ramai dengan inovasi teknologi hijau yang menawarkan solusi ramah lingkungan dan efisien. Menggabungkan teknologi canggih dengan misi keberlanjutan, startup ini kini menjadi salah satu penggerak utama ekonomi hijau nasional.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan perusahaan akan pentingnya keberlanjutan, banyak startup lokal hadir dengan ide-ide kreatif untuk mengatasi tantangan ekologis—mulai dari pengelolaan sampah, energi terbarukan, hingga platform karbon kredit. Artikel ini akan membahas perkembangan startup green tech di Indonesia, model bisnis yang mereka gunakan, serta peluang dan tantangan yang masih mereka hadapi.

Contents

Gambaran Umum Startup Green Tech di Indonesia

Startup green tech Indonesia adalah perusahaan rintisan yang mengembangkan teknologi dan solusi digital berfokus pada pengurangan dampak lingkungan. Mereka menghadirkan inovasi yang berkaitan dengan energi terbarukan, pengelolaan limbah, smart city, efisiensi energi, dan pengukuran jejak karbon.

Seiring komitmen Indonesia dalam mencapai target net zero emission pada 2060, peran startup ini kian vital. Contohnya, di tahun 2025, sudah ada puluhan startup yang bergerak di sektor green tech, mendorong transformasi digital dan keberlanjutan di berbagai bidang. Pemerintah dan institusi besar, seperti PLN, pun aktif mendukung ekosistem ini lewat program inkubasi dan kolaborasi strategis.

Perbedaan Startup Green Tech dan Sustainability

Meskipun sering terdengar mirip, sebenarnya startup green tech dan startup sustainability punya fokus yang berbeda. Green tech atau teknologi hijau adalah penggunaan inovasi teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan, misalnya lewat energi terbarukan, kendaraan listrik, atau sistem daur ulang berbasis AI. Sementara itu, sustainability lebih luas cakupannya—bukan hanya soal teknologi, tapi juga menyentuh aspek sosial, ekonomi, dan budaya.

Contohnya, sebuah startup green tech di Indonesia mungkin fokus menciptakan panel surya lebih murah untuk rumah tangga. Sedangkan praktik sustainability bisa meliputi kebijakan perusahaan dalam mengurangi emisi karbon, menjaga kesejahteraan karyawan, hingga memastikan rantai pasok lebih etis. Dengan kata lain, green tech adalah salah satu bagian penting dari upaya sustainability, tapi sustainability tidak selalu berbasis teknologi.

Model Bisnis Startup Green Tech

1. Platform Digital untuk Pengelolaan Sampah

Startup seperti OlahAja menyediakan platform digital yang memfasilitasi masyarakat dalam mendaur ulang sampah. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat menukar sampah dengan poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah menarik. Model bisnis ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

2. Solusi Energi Terbarukan

Ecoxyztem adalah contoh startup yang fokus pada penyediaan solusi energi terbarukan. Mereka mengembangkan teknologi untuk memanfaatkan energi surya dan biomassa, serta menyediakan layanan konsultasi untuk perusahaan yang ingin beralih ke energi hijau. Model bisnis ini mendukung transisi energi di Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

3. Platform Karbon Kredit

ZONAEBT merupakan startup yang menyediakan layanan informasi dan edukasi terkait karbon kredit. Mereka juga bekerja sama dengan perusahaan untuk membantu mereka dalam mengurangi emisi karbon dan memperoleh sertifikat karbon kredit. Model bisnis ini mendukung upaya perusahaan dalam mencapai target keberlanjutan dan memenuhi regulasi lingkungan.

Contoh Startup Green Tech Indonesia Terbaru

StartupFokusSolusi Utama
Sagara TechnologyData & AI untuk green techPlatform big data dan dashboard untuk efisiensi energi
Xurya Daya IndonesiaEnergi terbarukanLayanan sewa panel surya agar akses energi bersih semakin terjangkau
JejakinCarbon trackingAplikasi pengukur dan pengelola jejak karbon
SuitmediaDigitalisasi ramah lingkunganSolusi cloud dan paperless office

Tantangan Startup Green Tech di Indonesia

1. Keterbatasan Pendanaan

Banyak startup masih kesulitan mendapatkan modal yang cukup untuk riset dan pengembangan teknologi baru. Investor biasanya lebih tertarik pada sektor yang sudah terbukti hasilnya, sementara green tech masih dianggap butuh waktu panjang untuk balik modal. Padahal, menurut laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2024, tren investasi di sektor keberlanjutan mulai naik, walau porsinya masih kecil dibanding fintech atau e-commerce.

2. Regulasi yang Belum Sepenuhnya Mendukung

Inovasi teknologi sering bergerak lebih cepat daripada regulasi. Akibatnya, banyak startup merasa terhambat karena aturan yang lambat beradaptasi. Misalnya, pengelolaan limbah elektronik atau insentif energi terbarukan yang masih belum merata di seluruh daerah. Pemerintah memang sudah mulai mendorong regulasi pro-sustainability, tapi implementasinya di lapangan kadang masih setengah hati.

3. Adopsi Pasar yang Masih Terbatas

Kesadaran masyarakat dan perusahaan tentang pentingnya sustainability sebenarnya makin meningkat, terutama di kota besar. Namun, penerimaan terhadap solusi green tech masih perlu didorong lebih masif. Contohnya, masih banyak perusahaan yang menganggap penggunaan energi terbarukan terlalu mahal di awal, padahal dalam jangka panjang bisa lebih hemat. Edukasi dan kampanye keberlanjutan jadi PR penting agar teknologi hijau tidak hanya menjadi tren, tapi benar-benar diterapkan.

4. Tantangan Sumber Daya Manusia

Startup green tech membutuhkan talenta yang paham dua dunia sekaligus, yaitu teknologi digital dan ilmu lingkungan. Sayangnya, SDM dengan keahlian hybrid seperti ini masih cukup langka di Indonesia. Memang, beberapa universitas sudah mulai membuka program studi seputar energi terbarukan dan teknologi lingkungan, tapi jumlah lulusannya belum sebanding dengan kebutuhan industri yang terus tumbuh. Alhasil, banyak startup mau tak mau harus melatih tim internal mereka sendiri agar bisa mengikuti tuntutan pasar.

Peluang yang Bisa Dimanfaatkan

  • Dukungan Pemerintah dan BUMN: Program seperti PLN Startup Day dan berbagai inkubasi yang digelar BUMN menunjukkan komitmen serius dalam membangun ekosistem startup green tech di Indonesia.
  • Tren Ekonomi Hijau: Kesadaran global dan nasional terhadap isu keberlanjutan (sustainability) terus meningkat. Hal ini mendorong kebutuhan akan solusi berbasis teknologi hijau, baik dari sektor publik maupun swasta.
  • Teknologi Terkini: Pemanfaatan teknologi seperti AI, IoT, dan big data membuka peluang baru bagi startup untuk menghadirkan inovasi. Misalnya, penggunaan sensor IoT untuk efisiensi energi atau AI untuk memantau emisi karbon.
  • Pengembangan UMKM Hijau: Digitalisasi UMKM yang mengusung produk ramah lingkungan semakin berkembang. Dari produk fashion berbahan daur ulang hingga pangan organik, tren ini membuka ruang kolaborasi bagi startup green tech.

FAQ tentang Inovasi Startup Green Tech Indonesia

1. Apa itu startup green tech?

Startup green tech adalah perusahaan rintisan yang mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti polusi, sampah, dan ketergantungan pada energi fosil.

2. Mengapa penting mendukung startup green tech?

Mendukung startup green tech penting untuk mempercepat transisi menuju ekonomi hijau, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan menciptakan lapangan kerja baru.

3. Bagaimana cara berpartisipasi dalam inisiatif green tech?

Anda dapat berpartisipasi dengan menggunakan produk dan layanan ramah lingkungan, mendukung kebijakan yang mendukung keberlanjutan, serta berinvestasi dalam perusahaan yang berfokus pada teknologi hijau.

Leave a Reply